Laman

Senin, 08 Februari 2016

LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN

Langkah Awal Melatih Kedisiplinan Siswa 
Mondokan, Kamis 8 Februari 2016 Siswa siswi yang tergabung dalam Pengurus Osis, Dewan Penggalang, Petugas UKS dan PMR melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan yang diadakan di Yonif 408 Kabupaten Sragen, kegiatan tersebut bertujuan untuk menggembleng mental dan kedisiplinan siswa sekaligus pelatihan dasar dalam Baris berbaris, sehingga diharapkan nantinya akan muncul generasi generasi yang bermental baja, berdisiplin baik, dan mempunyai sifat dan perilaku yang bermartabat 


Selasa, 11 Maret 2014

Fenomena Miris Pendidikan Di Sekolah Pinggiran Sragen

JOGLOSEMAR.CO.ID. Pagi kemarin, halaman SMPN 2 Mondokan sudah dipenuhi oleh siswa-siswi kelas III dan wali murid yang hari itu sengaja dihadirkan untuk mengikuti hipnoterapi khusus menghadapi persiapan Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun ini. Tak lama kemudian, jerit tangis pun terdengar dari sekitar 125 siswa yang diterapi di aula SMP yang terletak di tengah Desa Ngroto, Sumberejo, Mondokan dan dikelilingi kawasan hutan itu. Bahkan, Kepala SMPN 2 Mondokan, Sidang Widodo terlihat trenyuh saat membantu tim dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang digandeng untuk mengisi program terapi kepada siswa dan wali murid.
“Kalian sebagai siswa sudah tiga tahun di SMPN 2 Mondokan ini, coba ingat-ingat apa saja hal negatif yang sudah kalian lakukan. Ingat semua kesalahan terhadap guru dan orangtua kalian yang susah payah mencari biaya untuk menyekolahkan kalian. Camkan itu, sekarang kumpulkan semua dan lemparkan jauh-jauh. Kalian sudah kelas III dan akan menghadapi ujian,” ujar Sidang yang membuat para siswa semakin keras menangis. Tak jauh beda, orangtua siswa juga berurai air mata ketika diingatkan tugas berat sekolah dalam membimbing siswa namun sering kali masih diabaikan. Para wali murid yang sebagian juga berurai air mata itu juga dipesan untuk senantiasa mengawasi dan memotivasi anak-anaknya tetap bersekolah demi masa depan dan tidak mencabut hanya untuk dinikahkan. Suasana kian haru setelah terapi selesai dan seluruh siswa dipertemukan dengan orangtua mereka. Sembari berlinang air mata, masing-masing siswa akhirnya meminta maaf dan berangkulan memeluk orangtua mereka. Menurut Sidang, hipnoterapi itu sengaja digagas untuk membekali siswa dan orangtua yang selama ini kerap dibayangi pemikiran minus soal pentingnya pendidikan. Hal itu juga dilakukan untuk membendung fenomena banyaknya wali murid yang mendadak mencabut anaknya dari sekolah hanya karena akan dinikahkan. Bahkan, belum lama ini, ada orangtua siswi kelas I yang nekat mengajukan permohonan keluar karena anaknya akan dikawinkan. “Sejak saya menjadi Kasek di situ September 2013, sudah ada tiga siswi yang dicabut orangtuanya karena akan dinikahkan. Dengan motivasi dan terapi seperti ini kami harapkan orangtua bisa mengubah pikiran bahwa pendidikan itu penting, sehingga tidak lagi mencabut anaknya,” urainya.
Pihaknya tak menutup mata, bahwa hampir sebagian besar orangtua murid di sekolahnya memang berekonomi menengah ke bawah. Faktor budaya dan sosial yang kental juga sedikit banyak masih mempengaruhi pola pikir masyarakat yang lebih memandang dengan menikahkan anak usia dini maka akan mengurangi beban ekonomi keluarga. Salah satu tokoh masyarakat Sumberejo, Parlan membenarkan jika fenomena mencabut anak untuk dinikahkan usia dini memang sering terjadi di Mondokan. Pasalnya, kondisi sosial masyarakat di wilayahnya mayoritas hanya buruh tani dengan pendidikan minim. Bahkan yang terakhir ini, ada salah satu wali murid asal Sambiruyung yang nekat mencabut anaknya yang masih duduk di kelas I SMP dan berhasil dinikahkan lewat persidangan. Terpisah, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Sragen, Kusmanto mengaku belum mendapat laporan soal maraknya fenomena mencabut siswi dari bangku SMP untuk dinikahkan dini. Menurutnya, menikahkan anak di bawah umur mestinya tidak boleh. Namun demikian untuk pencegahan, pihaknya akan segera memerintahkan seluruh kepala sekolah agar memberikan sosialisasi kepada wali murid untuk sebisa mungkin menghindari pencabutan siswa usia wajib belajar untuk dinikahkan

Senin, 06 Februari 2012

PESTA DUREN GURU MONDOKAN2

Sabtu 8 Januari 2012 merupakan hari spesial bagi guru guru, karena hari itulah semua guru berkesempatan untuk saling berkumpul, bercanda dan tak lupa membelanjakan dena mereka yang didapat dari Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi Anggun SMP Negeri 2 Mondokan.
Dan sudah semacam agenda rutin SMP Negeri 2 Mondokan, kalo Rapat Anggota Koperasi selalu dilaksanakan diluar sekolah, dan kali ini yang menjadi tujuannya adalah Magetan dan Sarangan, Jawa Timur.
Dan yang menjadi tujuan utama dari pemilihan objek ini adalah Duren, karenakan hampir semua guru2 mondokan 2, ketagihan ama buah yang satu ini, jadi hampir sebagian besar sisa hasil usaha yang mereka dapat dibelanjakan untuk membeli duren baik waktu di sarangan maupun ketika belanja sepatu dan kulit yang ada dimagetan, dan yang mengherankan duren yang mereka beli tidak untuk oleh2 keluarga, tapi langsung disantap mereka ditempat maupun diperjalanan pulang, eeemmm muantap

Rabu, 05 Oktober 2011

VIVA MONRO BAND

Ini dia Generasi baru band SMP Negeri 2 Mondokan yang akan mencoba untuk mengulangi dan meneruskan pendahulunya untuk terus membesarnya nama SMP Negeri 2 Mondokan dimata Masyarakat lewat seni musik, menamakan dirinya VIVA MONRO Band, yang artinya jayalah terus mondokan dua, ini digawangi oleh Bara pada Drum, Yoga pada Bass, Sahrul pada Gitar dan Vivi pada Keyboard dan Vocal. rencananya tgl 9 Oktober ini mereka akan mencoba menampilkan permainnan musik mereka pada parade band pelajar yang akan diadakan di THR Sriwedari Solo. kita tunggu saja hasilnya


Rabu, 22 Juni 2011

PELEPASAN SISWA KELAS IX TAHUN 2010/2011





Tanggal 14 Juni 2011, Keluarga Besar SMP Negeri 2 Mondokan, Melepas siswa kelas IX yang telah berhasil menempuh pendidikan di Sekolah ini selama 3 tahun, Acara yang dilaksanakan hari itu mengusung tema Ceremonial dan berjalan sangat khitmat, tidak seperti acara perpisahan tahun tahun sebelumnya, untuk tahun ini sengaja acara hiburan ditaruh akhir kegiatan agar kekhidmatan acara bisa didapat, dan benar adanya, acara yang diusung dengan mengucapkan syukur dan terimakasih kepada bapak ibu guru yang telah mengajar, dan membimbing mereka selama tiga tahun itu, dilepas oleh para siswa dan guru dengan meneteskan air mata, seakan tak rela jika mereka harus berpisah karena kekeluargaan yang telah dibina antara guru dan murid itu sudah melekat dihati sanubari merekaa
Seakan waktu tiga tahun tidak pernah cukup bagi mereka untuk berpisah, terlalu banyak kenangan yang sudah dituliskan baik suka maupun duka, terlalu banyak kebaikan bapak/ Ibu guru kepada mereka, entah kapan kami bisa membalasnya.
Namun waktu terus perputar dan kehidupan terus berjalan, masa depan harus diraih, selamat mengukir dan menimba ilmu yang baru, semoga apa yang kamu cita citakan dapat kamu raih, Bapak Ibu Guru disini akan mendo'akan keberhasilanmu Amin